I LOVE MY BROTHER
Karya Nur Faida
Karya Nur Faida
Aku bernama Liani Andina , bisa dipanggil Ani. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Makkasar. Sekolah tervaforit di kotaku dengan biaynyaa yang cukup mahal di sana dan sekolah yang siswa – siswanya orang – orang kaya. Sebenarnya , aku tak mau sekolah disini tapi mungkin inilah takdir. Aku sih ceritanya mau mendaftar di sekolah SMA Aliyah Makkasar karena aku bercita – cita jadi Ustadzah jadi aku memilih sekolah disana, karena sekolah disana itu semua cewekx pake kudung dan itulah yang kucari. Tapi aku terlambat mendaftarnya karena saat aku mau mendaftar di sana sekolah di situ sudah tutup. Aku sangat sedih sekali dan ayahku menyerankan aku mendaftar sekolah di SMA Negeri 1 Makassar karena kebetulan aku punya sepupu sana, sebenarnya aku malas banget sekolah disana. Gimana tidak! Sekolah disitu duit itu harus banyak dan aku tak mau membebani ayahku tapi aku tidak tahu sekolah apa lagi yang harus kudaftari jadi akupun memilih SMA Negeri 1 Makassar dan ternyata aku lulus.
Hari ini adalah hari pertamaku ke sekolah. Hatiku bercampur aduk senang,sedih dan takut. Pikiran itu terus membayang – bayangiku saat perjalanan ke sekolah di antar olah ayahku memakai mobil pribadi.kepalaku puyeng bagaikan langit yang berganti menjadi hitam seperti hatiku. Entah kenapa hjantungku berdebar – debar tak menentu, aku sangat takut nantinya aku tidak di terima di lingkungan sana. Sejak kecil , aku selalu di kata – katai karena perilaku yang aneh menurut teman - temanku semua. Dari TK,SD dan SMP aku selalu di kata – katai sampai – sampai ada juga yang suka memukuliku. Kehidupanku sungguh sangat menyedihkan , aku mempunyai masa lalu buruk. Itulah yang menyebabkan ku menjadi orang cengeng karena hampir setiap hari ku menangis karena capek menghadapi semua ini sampe – sampe aku mempunyai tai lalatdi bawah mataku. Sungguh menyakitkan kehidupanku , dan aku bertekad supaya bisa merubah perilakuku yang dulu. Kata teman – temanku cara jalanku itu seperti nenek – nenek yang selalu bungkuk, kudungku yang tidak pernah rapi , cara bicaraku yang tidak bagus karena aku tidak bisa bicara ‘R’. Menyakitkan sekali dan aku berharap perubahanku ini aku tidak lagi direndahkan.
Akupun sampai di sekolah, di dalam mobil aku menyalami ayah.
“Yah..! aku ke sekolah. Assalamualaikum”ucapku dan ayahkupun menjawab “Waalaikumsalam nakk, semoga hari – harimu ceria”
Degg..! aku hampir menitikkan air mataku. Akupun cepat – cepat keluar dari mobil. Ini sungguh sangat menyakitkan , gimana kalo ayahku tahu tentang penderitaanku ini. Pasti dia sangat sedih! Aku tak tahu menahu, kenapa kehidupanku begini! Tapi aku tahu pasti ada hikmah dari semua ini. Aku berharap dan sangat berharap hari ini aku tidak dikatai. Aku sudah sangat rapi sampai-sampai aku berhadapan dengan kaca lebih 2 jam hanya untuk memastikan penampilanku sudah bagus atau tidak.
Aku berada di depan gerbang sekolah, hal pertama yang ku lakukan adalah berdoa.
“Ya Allah , aku mohon lindungi aku dan semoga perubahanku ini dapat di terima”mohonku lalu melangkahkan kaki melewati gerbang sekolah. Hiruk – hiruk di sana , wajah – wajah siswa disana tak ada yang ku kenal. Ku langkahkan kaki memperhatikan semuanya , ku lihat siswa – siswi baru saling bicara satu sama lain , kakak – kakak kelas berkremunan di ujung sana .
Aku tak tahu harus kemana dan tak tahu kenapa kakiku berhenti di lapangan bola basket. Kebetulan aku membawa bola basketku yang sering ku bawah kemana – mana punya kakakku yang sudah tiada sejak tahun lalu. Kakakku berna Ardo Diandri , ketua basket di SMA 2 Makassar. Setiap sore , aku selalu melihat kakakku di halaman rumah bermain basket.akpun tertarik dengan itu , maka ku suka gabung sama kakakku untuk bermain basket.kakakku pun tidak hanya jago main bola basket tetapi kakakku juga ternyata hafiz Al – Qur’an. Aku sangat menyanyangi kakakku . tetapi kebersamaanku hanyalah sebentar karena kakakku di ambil oleh Allah di usia masih muda.
Pilu hatiku menginggat semuanya , aku tidak tahu dimana lagi aku curhat karena hanya kakakku tempatku mencurahkan perasaanku dan itulah penyebabnya aku masih kuat sampai sekarang. Kakakku selalu mengajariku agar bersabar dan bertahan dan aku selalu memegang perkataan kakakku sampai sekarang walau setiap malam ku menangis karena itu.
Kembali ke cerita, aku berdiri sendiri di lapangan olahraga. Akupun mengeluarkan bola basket dari tasku dan memainkannya. Saat aku lagi bermain, tak sengaja bola yang ku lempar ke bola keranjang malah mengenai kepala kakak kelasku. Kakak kelas itupun menuju ke aku dengan wajah geram.
“Hei dek, baru anak baru lagaknya begitu!”kesal kakak kelas yang tidak ku ketahui namanya. Ku merinding ketakutan melihat itu.
“anu..kak.. maaf kak!”ucapku terbata – terbata sambil menunduk karena takut melihat tatapan kakak kelasku. Entah kenapa tak sengaja mataku bertemu dengan kakak kelasku itu dan aku malah teringat kak Ardo. Sontak saja aku menitikkan air mata yang membasahi pipiku
“kamu menangis , hey! Ada apa?apa karena aku?”khawatir dia. Aku pun berlari meninggalkan kakak kelas itu yang cengir – cengir melihat perilakuku.
Sambil berlari aku mengusap – ngusap air mataku . hatiku sangat pilu , kenapa aku bisa bertemu seseorang yang mukanya mirip seperti kakakku. Matanya , hidungnya , mukanya mirip banget sama kakakku tapi hanya rambutnya saja yang beda.
“jangan menangis Ani, kamu sudah besar”ucapku sendiri dalam hati dan saat ku sudah jauh dari lapangan akupun menghentikan langkah kakiku karena sadar ada yang kulupakan di sana.
“bola basketku!!!! Astaga,”ucapku sadar dan kembali ke lapangan bola basket dan kulihat kakak kelas yang tadi itu sedang memegang bola basketku.
Akupun menghampirinya dengan ketakutan sambil menunduk karena tak mau melihat mukanya yang mirip dengan kakakku.
“Kak , maaf bola basketku!”ucapku meminta
“aku akan memberikannya tetapi kau harus menjawab pertanyaanku dulu”pintanya dan akupun menerima permintaanya “yah..baiklah! apa yang kakak mau pertanyakan?”ucapku bertanya
“kenapa kamu tadi menangis?”tanyanya
Aku ingin memberitahunya tetapi aku tidak mengenalnya dan juga tidak ada yang mengetahui apa sebenarnya kehidupanku yang menyedihkan kecuali buku harianku. So , aku tidak mau memberitahu kakak kelasku itu.
“Maaf kak , itu rahasia”ucapku
Aku mempunyai prinsip nggak boleh bohong pada orang. Aku sudah janji pada diriku, itu semua karena Allah Swt kemudian kakakku. Kakakku adalah inspirasiku. Aku selalu mendengar apa yang dikatakan kakakku karena aku sangat menyanginya. Jadi aku nggak mau bohong sama kakak yang tidak ku ketahui namanya itu.
diapun menjawab sambil memasang muka cemberut “kenapa?apa kamu tak mau bola basketmu kembali, OKAy fine! Aku akan menyimpannya dulu! Kalau kamu sudah mau menjawab pertanyaanku maka aku akan memberikannya”ucapnya dan pergi meninggalkanku dan aku hanya berdiri tanpa melakukan apa – apa.Gimana ini?itu punya kakakku?itu adalah benda kesayanganku. Kenapa dia melakukannya sih?
1 minggu berlalu ku sekolah di sini, aku sangat senang sekali karena perubahanku diterimah disana. Hatiku setiap hari berbunga – bunga saat ke sekolah, dan aku sudah tahu siapa nama kakak kelas yang menyimpan bola basketku. Kak Piang , itulah namanya anak kelas IPA 2 seorang ketua basket di SMA Negeri 1 Makassar. Kenapa mirip dengan kakakku yah?Dia adalah idola semua cewek dan ku dengar dia itu cowok alim. Astaga , dia sangat mirip kakakku. Mukanya dan sifatnya mirip banget dengan kakakku. Tak kurasa aku menjatuhkan air mata lagi.
Keluar main , ku sudah putuskan akan memberitahu kakak Piang kenapa aku menangis. Karena aku merasa bagian dari hidupku hilang karena kak Piang menyimpan bola basket kakakku. Akupun menuju ke kelasnya tetapi belum sampai ku kelasnya, dari jauh mataku menangkap sosok kak Piang ysng berada di dalam mesjid sedang salat duha. Akupun menuju ke mesjid sekolahku dan saat ku sudah berada di depan mesjid kak Piang sudah selesai salat Duha.
“Assalamualaikum kak! maaf menganggu”ucapku berada di depan mesjid dan sontak kak Piang berbalik kaget melihatku dan tak lupa dia menjawab salamku “Waalaikumsalam, masuk Ani”jawabnya lalu menyuruhku masuk ke mesjid.Aku kaget kalau kak Piang udah tahu namaku, tetapi aku tidak mau terlalu pusingin.
“Kakak aku akan memberitahukan tentang minggu yang lalu kenapa aku menangis?tapi kakak harus janji padaku kalau kakak akan mengembalikan bola basketku”ucapnya padaku yang sudah berada di sampingnya dan diapun menjawab “Iya..!aku janji. Sekarang ceritain pada kakak”ucapnya memutar tubuhnya ke samping dimana aku berada dan siap mendengar apa yang akan ku sampaikan.
Aku menceritakan semuanya pada kak Piang tetapi tak ada raut muka kaget pada kak Piang. Aku merasa curiga padanya. Saat ku ceritakan semuanya dia hanya memasang muka datar serasa seperti dia sudah mengetahui semuanya dan perkiraanku itu benar.
“Sebenarnya aku sudah sejak lama tahu tentang itu”ucapnya lembut
“kakak udah tahu! Darimana kakak tahu?”tanyaku penasaran.
“Aku sahabat kakakmu. Kakakmu selalu menceritakan padaku tentang dirimu. Kamu tahu dia sangat menyayangimu. Aku berkenalan dengan dia saat perlombaan basket per – sekolah. Saat pertemuan kali ku bersama kakakmu. Aku sangat kaget karena wajahku dan wajahnya hampir mirip”ucapnya dan lanjut ku bertanya “tapi , dari mana kakak tahu kalo aku itu adik Ardo”tanyaku
“karena kakakmu pernah memperlihatkan foto kamu ke aku”ucapnya santai.
Semenjak kejadian itu, kak Piang selalu menjagaku seperti kak Ardo. Aku sangat senang sekali karena aku sudah punya tempat curhat. Hari – hariku bagaikan langit yang selalu terang menerang. Kak Piang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri. Aku sangat menyanyanginya seperti kak Ardo.
“kak Ardo , terimah kasih telah menghadirkan kak Piang dalam hidupku”ucapku senang karena aku sekarang bisa ikhlas melepaskan kak Ardoku tersayang.
#SELESAI#
“Yah..! aku ke sekolah. Assalamualaikum”ucapku dan ayahkupun menjawab “Waalaikumsalam nakk, semoga hari – harimu ceria”
Degg..! aku hampir menitikkan air mataku. Akupun cepat – cepat keluar dari mobil. Ini sungguh sangat menyakitkan , gimana kalo ayahku tahu tentang penderitaanku ini. Pasti dia sangat sedih! Aku tak tahu menahu, kenapa kehidupanku begini! Tapi aku tahu pasti ada hikmah dari semua ini. Aku berharap dan sangat berharap hari ini aku tidak dikatai. Aku sudah sangat rapi sampai-sampai aku berhadapan dengan kaca lebih 2 jam hanya untuk memastikan penampilanku sudah bagus atau tidak.
Aku berada di depan gerbang sekolah, hal pertama yang ku lakukan adalah berdoa.
“Ya Allah , aku mohon lindungi aku dan semoga perubahanku ini dapat di terima”mohonku lalu melangkahkan kaki melewati gerbang sekolah. Hiruk – hiruk di sana , wajah – wajah siswa disana tak ada yang ku kenal. Ku langkahkan kaki memperhatikan semuanya , ku lihat siswa – siswi baru saling bicara satu sama lain , kakak – kakak kelas berkremunan di ujung sana .
Aku tak tahu harus kemana dan tak tahu kenapa kakiku berhenti di lapangan bola basket. Kebetulan aku membawa bola basketku yang sering ku bawah kemana – mana punya kakakku yang sudah tiada sejak tahun lalu. Kakakku berna Ardo Diandri , ketua basket di SMA 2 Makassar. Setiap sore , aku selalu melihat kakakku di halaman rumah bermain basket.akpun tertarik dengan itu , maka ku suka gabung sama kakakku untuk bermain basket.kakakku pun tidak hanya jago main bola basket tetapi kakakku juga ternyata hafiz Al – Qur’an. Aku sangat menyanyangi kakakku . tetapi kebersamaanku hanyalah sebentar karena kakakku di ambil oleh Allah di usia masih muda.
Pilu hatiku menginggat semuanya , aku tidak tahu dimana lagi aku curhat karena hanya kakakku tempatku mencurahkan perasaanku dan itulah penyebabnya aku masih kuat sampai sekarang. Kakakku selalu mengajariku agar bersabar dan bertahan dan aku selalu memegang perkataan kakakku sampai sekarang walau setiap malam ku menangis karena itu.
Kembali ke cerita, aku berdiri sendiri di lapangan olahraga. Akupun mengeluarkan bola basket dari tasku dan memainkannya. Saat aku lagi bermain, tak sengaja bola yang ku lempar ke bola keranjang malah mengenai kepala kakak kelasku. Kakak kelas itupun menuju ke aku dengan wajah geram.
“Hei dek, baru anak baru lagaknya begitu!”kesal kakak kelas yang tidak ku ketahui namanya. Ku merinding ketakutan melihat itu.
“anu..kak.. maaf kak!”ucapku terbata – terbata sambil menunduk karena takut melihat tatapan kakak kelasku. Entah kenapa tak sengaja mataku bertemu dengan kakak kelasku itu dan aku malah teringat kak Ardo. Sontak saja aku menitikkan air mata yang membasahi pipiku
“kamu menangis , hey! Ada apa?apa karena aku?”khawatir dia. Aku pun berlari meninggalkan kakak kelas itu yang cengir – cengir melihat perilakuku.
Sambil berlari aku mengusap – ngusap air mataku . hatiku sangat pilu , kenapa aku bisa bertemu seseorang yang mukanya mirip seperti kakakku. Matanya , hidungnya , mukanya mirip banget sama kakakku tapi hanya rambutnya saja yang beda.
“jangan menangis Ani, kamu sudah besar”ucapku sendiri dalam hati dan saat ku sudah jauh dari lapangan akupun menghentikan langkah kakiku karena sadar ada yang kulupakan di sana.
“bola basketku!!!! Astaga,”ucapku sadar dan kembali ke lapangan bola basket dan kulihat kakak kelas yang tadi itu sedang memegang bola basketku.
Akupun menghampirinya dengan ketakutan sambil menunduk karena tak mau melihat mukanya yang mirip dengan kakakku.
“Kak , maaf bola basketku!”ucapku meminta
“aku akan memberikannya tetapi kau harus menjawab pertanyaanku dulu”pintanya dan akupun menerima permintaanya “yah..baiklah! apa yang kakak mau pertanyakan?”ucapku bertanya
“kenapa kamu tadi menangis?”tanyanya
Aku ingin memberitahunya tetapi aku tidak mengenalnya dan juga tidak ada yang mengetahui apa sebenarnya kehidupanku yang menyedihkan kecuali buku harianku. So , aku tidak mau memberitahu kakak kelasku itu.
“Maaf kak , itu rahasia”ucapku
Aku mempunyai prinsip nggak boleh bohong pada orang. Aku sudah janji pada diriku, itu semua karena Allah Swt kemudian kakakku. Kakakku adalah inspirasiku. Aku selalu mendengar apa yang dikatakan kakakku karena aku sangat menyanginya. Jadi aku nggak mau bohong sama kakak yang tidak ku ketahui namanya itu.
diapun menjawab sambil memasang muka cemberut “kenapa?apa kamu tak mau bola basketmu kembali, OKAy fine! Aku akan menyimpannya dulu! Kalau kamu sudah mau menjawab pertanyaanku maka aku akan memberikannya”ucapnya dan pergi meninggalkanku dan aku hanya berdiri tanpa melakukan apa – apa.Gimana ini?itu punya kakakku?itu adalah benda kesayanganku. Kenapa dia melakukannya sih?
1 minggu berlalu ku sekolah di sini, aku sangat senang sekali karena perubahanku diterimah disana. Hatiku setiap hari berbunga – bunga saat ke sekolah, dan aku sudah tahu siapa nama kakak kelas yang menyimpan bola basketku. Kak Piang , itulah namanya anak kelas IPA 2 seorang ketua basket di SMA Negeri 1 Makassar. Kenapa mirip dengan kakakku yah?Dia adalah idola semua cewek dan ku dengar dia itu cowok alim. Astaga , dia sangat mirip kakakku. Mukanya dan sifatnya mirip banget dengan kakakku. Tak kurasa aku menjatuhkan air mata lagi.
Keluar main , ku sudah putuskan akan memberitahu kakak Piang kenapa aku menangis. Karena aku merasa bagian dari hidupku hilang karena kak Piang menyimpan bola basket kakakku. Akupun menuju ke kelasnya tetapi belum sampai ku kelasnya, dari jauh mataku menangkap sosok kak Piang ysng berada di dalam mesjid sedang salat duha. Akupun menuju ke mesjid sekolahku dan saat ku sudah berada di depan mesjid kak Piang sudah selesai salat Duha.
“Assalamualaikum kak! maaf menganggu”ucapku berada di depan mesjid dan sontak kak Piang berbalik kaget melihatku dan tak lupa dia menjawab salamku “Waalaikumsalam, masuk Ani”jawabnya lalu menyuruhku masuk ke mesjid.Aku kaget kalau kak Piang udah tahu namaku, tetapi aku tidak mau terlalu pusingin.
“Kakak aku akan memberitahukan tentang minggu yang lalu kenapa aku menangis?tapi kakak harus janji padaku kalau kakak akan mengembalikan bola basketku”ucapnya padaku yang sudah berada di sampingnya dan diapun menjawab “Iya..!aku janji. Sekarang ceritain pada kakak”ucapnya memutar tubuhnya ke samping dimana aku berada dan siap mendengar apa yang akan ku sampaikan.
Aku menceritakan semuanya pada kak Piang tetapi tak ada raut muka kaget pada kak Piang. Aku merasa curiga padanya. Saat ku ceritakan semuanya dia hanya memasang muka datar serasa seperti dia sudah mengetahui semuanya dan perkiraanku itu benar.
“Sebenarnya aku sudah sejak lama tahu tentang itu”ucapnya lembut
“kakak udah tahu! Darimana kakak tahu?”tanyaku penasaran.
“Aku sahabat kakakmu. Kakakmu selalu menceritakan padaku tentang dirimu. Kamu tahu dia sangat menyayangimu. Aku berkenalan dengan dia saat perlombaan basket per – sekolah. Saat pertemuan kali ku bersama kakakmu. Aku sangat kaget karena wajahku dan wajahnya hampir mirip”ucapnya dan lanjut ku bertanya “tapi , dari mana kakak tahu kalo aku itu adik Ardo”tanyaku
“karena kakakmu pernah memperlihatkan foto kamu ke aku”ucapnya santai.
Semenjak kejadian itu, kak Piang selalu menjagaku seperti kak Ardo. Aku sangat senang sekali karena aku sudah punya tempat curhat. Hari – hariku bagaikan langit yang selalu terang menerang. Kak Piang sudah ku anggap seperti kakakku sendiri. Aku sangat menyanyanginya seperti kak Ardo.
“kak Ardo , terimah kasih telah menghadirkan kak Piang dalam hidupku”ucapku senang karena aku sekarang bisa ikhlas melepaskan kak Ardoku tersayang.
#SELESAI#
Sumber: http://www.lokerseni.web.id/2013/04/i-love-my-brother-cerpen-remaja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar